Maka puisi ini tak kumaksudkan sebagai khazanah sastra. Sekadar supaya anak cucuku mengingatnya. Bahwa orangtuanya benar belajar menjadi manusia
Belajar menulis puisi, entah untuk apa–yang penting darinya saya juga bisa belajar menjadi manusia.Kelembutan puisi adalah faktor mendasar dan substansial dalam peradaban. Karenanya saat puisi tidak lagi punya tempat dalam dialektika sosial, manusia akan “hilang”–dan negara, kebudayaan, serta agama, akan kehilangan manusia.
Di dalam sebuah kebudayaan, pun di semua peta interaksi kebudayaan dan politik, kemampuan dan tradisi untuk bersentuhan dengan kelembutan puisi sangat diperlukan. Lewat cara inilah kemanusiaan akan tetap terpelihara dalam khazanahnya.
"Puisi-puisi Rahman Rahim CInta-inilah persembahan Cak Nun sebagai sedekah budaya dan kemanusiaan kepada siapa pun yang bersedia mengapresiasinya."
Iman Budhi Santosa - Sastrawan