Menjadi Guru itu mulia, namun masih dalam wilayah keumuman. Menjadi Guru sekaligus Kiai sungguh sangat mulia karena sudah berada dalam wilayah kekhususan. Namun, menjadi Guru sekaligus Kiai dan Entrepreneur, sungguh sangat mulia dan sangat unik. Karena sangat jarang orang bisa memadukan ketiganya sehingga dikategorikan sebagai orang yang sangat khusus dalam wilayah kekhususan. Pada wilayah ketiga inilah posisi (maqom) Kiai Asep.
Kiai Asep meyakini betul bahwa kekuatan sumber daya manusia menjadi ideologi utama dalam membangun Indonesia, apalagi dikaitkan dengan bonus demografi di mana 70% penduduk Indonesia berusia produktif (2035). Ibaratnya, Kiai Asep sedang membeli masa depan Indonesia dengan harga sekarang. Di sinilah letak urgensinya mengapa buku Inspirasi dan Perjuangan Membangun Manusia Indonesia menjadi sangat penting.
Semoga menjadi sumber pembelajaran berkelanjutan dan menjadi bagian dari amal kebajikan. Saya mendorong para pecinta masa depan Indonesia untuk membacanya.
Chairul Tanjung, Chairman CT Corp
Kisah perjalanan hidup KH. Asep Saifuddin Chalim banyak memuat etos kehidupan yang patut diteladani generasi muda, khususnya para santri dalam membangun kemandirian dan semangat untuk survive berkemajuan, lebih-lebih sebagai santri yang integritas kesantriannya tetap orisinal meskipun telah bertransformasi sebagai pebisnis dan profesional.
Beliau berkeyakinan bahwa kaum muslim, khususnya Indonesia, dapat mewujudkan kembali kejayaan pendidikan Islam. Zaman keemasan Islam itu tidak hanya didominiasi pemikir berbangsa Arab semata sehingga jika saat ini berbicara soal kemajuan Islam global, maka kedalaman corak, genre, dan varian pemikiran Islam Indonesia dapat menjadi trailblazer bagi kemajuan dan keunggulan peradaban Islam dunia di masa depan.
Buku ini sangat baik dibaca oleh generasi muda dari berbagai kalangan yang bisa menjadi inspirasi dan kebanggaan bagi kalangan santri maupun pondok pesantren sekaligus.
H.M. Jusuf Kalla, Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia