Sekitar 25 tahun yang lalu, hampir tidak ada orang tertarik dengan tema-tema pengajian yang diampu K.H. Abdul Syakur Yasin.
Alim yang akrab dipanggil Buya Syakur ini ditinggalkan jamaah lantaran tidak pernah berceramah soal pahala dan surga. Dia selalu menekankan pada ikhtiar untuk mengenal Allah lebih dekat dalam pengajiannya.
Seiring dengan semakin luasnya jangkauan ceramah Buya Syakur, sebagai dampak dari kemajuan teknologi informasi, wawasan jamaah pun perlahan mulai terbuka, paham apa yang sebenarnya Buya sampaikan melalui ceramah-ceramahnya.
Dia tidak pernah berkisah tentang surga karena dia belum pernah kesana. Dia ingin menyampaikan yang pasti-pasti saja, yang bisa ditangkap nalar dan akal. Dia ingin memberikan alternatif wacana kepada umat agar dalam berhubungan dengan Allah Swt. terlepas dari segala motivasi transaksional.
Ibadah murni ibadah, sebagai bentuk penghambaan manusia kepada-Nya, bukan ibadah lantaran “ada maunya”.
Gegara “ada mau” inilah manusia sering tidak tulus dalam menghamba kepada Allah. Ingin masuk surga, ingin dapat pahala, ingin mendapatkan kemudahan hidup di dunia adalah deretan keinginan yang justru membebani manusia itu sendiri dalam membangun relasi dengan Tuhan dan makhluk-Nya. Gara-gara merasa terbebani itulah manusia jadi lupa berbahagia.
Nah, di buku ini Buya Syakur Yasin mengingatkan kita semua agar jangan lupa bahagia. Dia sekaligus membagikan tips untuk kita semua: Bahwa sebenarnya untuk bahagia itu mudah. Manusia saja yang sering mempersulit dirinya sendiri.