Buku yan akan menyadarkan kita, betapa Al-Quran yang selama ini kita anggap biasa, memiliki mukjizat metafisik yang dahsyat.
Sulit digambarkan dengan kata-kata. Tapi hati, tubuh dan perasaan mampu menangkap getar-getar mukjizat itu.
Getar-getar itulah yang membuat kaum musyrik Quraisy berdesak-desakan mencuri dengar lantunan Al-Quran yang dibacakan oleh Abu Bakar, dan sahabat lainnya.
Menjadikan para jin berkerumun mendengarkannya demikian pula malaikat.
Bahkan orang-orang barat yang memutuskan memeluk islam, penyebab paling besarnya adalah mendengarkan bacaan Al-Quran meskipun mereka belum paham maknannya.
Sayangnya, kita yang muslim justru seringkali kecolongan. Membaca Al-Quran tanpa merasakan getar-getar kemukjizatan tersebut.
Lantunan ayat yang kita baca atau dengar, seperti berlalu di ruang hampa. Tanpa bekas getar-getar dalam jiwa.
Dengan kapasitas keilmuan ditambah pengalamannya hidup di barat, penulis mengurai secara filosofis sebab-sebab terhalangnya getaran itu merasuk ke jiwa kita.
Sarat perenungan menarik , yang menguatkan sinyal jiwa, sehingga makin mudah untuk reconnect with Qur'an.