Suatu ketika, Rasulullah menanyakan nama suami seorang perempuan. Si perempuan lalu menyebutkan nama.
“Oh, yang di matanya ada putih-putihnya, ya,” kata Rasulullah.
Si perempuan kaget, lalu segera pulang dan langsung memeriksa mata suaminya.
“Rasulullah bilang ada putih-putih di matamu.”
“Ya, memang semua mata itu ada putih-putihnya.”
Cerita di atas adalah salah satu riwayat yang kerap dinukil untuk menunjukkan bahwa Rasulullah sosok yang sangat manusiawi: senang guyon. Karena itu, tak berlebihan jika dikatakan bahwa guyon, ngelucu, merupakan bagian dari sunnah Nabi. Dan karenanya pula, khazanah Islam menerima lelucon—tak hanya menerima, khazanah Islam bahkan melahirkan karya lelucon.
Di antara karya lelucon itu adalah buku yang ditulis pada abad ke-13 Masehi oleh Ibnu al-Jauzi berjudul Akhbar al-Hamqa wa al-Mughaffalin (secara bahasa berarti “Kabar Tentang Orang-orang Dungu”). Meski karya itu telah berusia delapan abad, lelucon-lelucon di dalamnya abadi dan tetap dapat dinikmati di abad ke-21.
Dan buku di tangan Anda ini berisi lelucon-lelucon dari Akhbar al-Hamqa itu. Dipilih yang paling lucu dan disesuaikan untuk Anda.
Jangan baca “bismillah” sebelum makan biar setan ikut makan.
Baca “bismillah”-nya saat nelen makanan biar setan keselek.
Biarkan begitu sampai dia mati.