Garis perjalanan hidup setiap manusia telah ditetapkan sejak dalam kandungan. Rejeki telah tersedia.
Ajal telah tentu. Amal usaha telah terbentang. Inilah “Lembaga Hidup”. Tuangan yang berbentuk menurut barang-barang yang dicita-citakan akan tercipta setelah bahan-bahannya dituangkan ke dalamnya.
Melalui buku ini, Buya Hamka mengajak kita untuk berikhtiar menuang lembaga hidup kita masing-masing dengan berbagai kewajiban sesuai tuntunan Islam dan tidak membiarkannya menjadi sebatas lembaga.
“Marilah berusaha, moga-moga sesuailah usaha kita dengan ketentuan yang telah disediakan Tuhan buat kita,” nasihat Buya.
Di buku ketiga seri Mutiara Falsafah Buya Hamka ini ragam kewajiban diuraikan, mulai kewajiban kepada diri pribadi, keluarga, masyarakat, ilmu pengetahuan, tanah air, politik, hingga harta benda.
Dan, di atas semua itu, diuraikan juga kewajiban yang terpenting; kewajiban kepada Allah Swt.