Sejarah telah mencatat, budi Al-Qur’an telah menyebabkan timbulnya suatu umat yang besar.
Gema suaranya berkumandang di bawah kolong langit ini, ke Timur, ke Barat, ke Utara, dan ke Selatan. Peradabannya diakui sebagai rantai emas yang gilang gemilang di dalam sejarah peradaban manusia.
Di buku keempat seri Mutiara Falsafah Buya Hamka ini, Buya Hamka menguraikan beragama budi yang harus diketahui dan diamalkan oleh setiap manusia yang mendamba kebahagiaan, kesuksesan, dan kemuliaan sejati berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi.
Tentang budi seorang saudagar misalnya, buya mengatakan, “Prinsip yang ditegakkan untuk jadi saudagar, yakni tidak bersenang hati memberikan suatu barang dengan jalan tipu, sebab diri sendiri pun tidak mau ditipu orang!”
Sementara untuk guru diuraikan, “Guru yang mendapat sukses di dalam pekerjaannya dan mendidik muridnya mencapai kemajuan, ialah guru yang tidak hanya mencukupkan ilmunya dari sekolah guru saja, tetapi diperluasnya pengalaman dan bacaan.”