Sebagai orang beriman, kita yakin bahwa agama berasal dari Tuhan.
Tapi, agama juga mengambil bentuk sebagai agama manusia, segera setelah ia berpindah dari khazanah ketuhanan kepada wilayah kemanusiaan.
Artinya, manusia tidak pernah bisa bicara tentang agama, kecuali dalam konteks manusia.
Menyadari hal itu, maka seorang penganut agama mestinya tidak terkejut dan gagap untuk menerima kenyataan bahwa di kalangan agama yang sama terdapat begitu banyak perbedaan pendapat.
Selain itu, agama diturunkan oleh Tuhan untuk manusia. Artinya, adalah suatu kesalahan jika kita mengembangkan pemahaman atas agama yang dilepaskan dari kebutuhan manusia.
Karena itu, sudah sewajarnya agama ditafsirkan sejalan dengan kepentingan perkembangan manusia dari zaman ke zaman.
Tanpa itu semua, agama akan kehilangan relevansinya dan tak lagi memiliki dampak bagi kehidupan umat manusia.