Sisipolitis-humanis, yang sebenarnya merupakan saripati intrinsik dari diri Anas Urbaningrum, hampir tak pernah dijelaskan kepada publik.
Ia kadung divonis sebagai penggangsi ruang rakyat. Ruang sidang opini telah menempatkan Anas dalam posisi yang sangat tidak adil dalam persepsi sebagian warga negara ini.
Inilah dampak jangka panjang dari konstruksi opini tentang sosok Anas Urbaningrum di masa lalu.
Betapa narasi dan wacana yang dibangun kala itu benar-benar membungkus Anas dalam stigma negatif, sehingga dia sudah ‘divonis’ bahkan jauh sebelum ditetapkan sebagai tersangka.
Segala bentuk informasi yang bisa meringankan Anas seolah tidak disajikan secara adil kepada publik.
Apa pasal? Sebab, konstruksi narasi yang dibangun waktu itu adalah: Anas harus salah. Dia harus pergi.
Buku ini coba menghadirkan narasi alternatif tentang Anas,menghadirkan sisi lain perjalanan kasusnya, untuk mengajak pembaca agar mau mencoba adil sejak dalam pikiran.
Sekaligus mengingatkan agar hati-hati bahwa politik berbiaya tinggi itu bisa menyebabkan kontroversi hati’.