DIBAWAH LENTERA MERAH : RIWAYAT SAREKAT ISLAM SEMARANG (1917-1920)

-
Apakah Anda tertarik dengan pergerakan awal kebangsaan Indonesia? "Di Bawah Lentera Merah" karya Soe Hok Gie adalah jendela yang membuka pandangan Anda ke masa krusial dalam sejarah Indonesia.


Buku ini menggambarkan periode penting dalam sejarah Indonesia, khususnya peran Sarekat Islam Semarang antara tahun 1917-1920. Melalui kliping koran dan wawancara autentik, Soe Hok Gie melacak gagasan substansial dan upaya gerakan ini dalam menyemaikan benih kebangsaan.


Bayangkan memahami sejarah pergerakan Indonesia, khususnya peralihan dari gerakan kaum menengah menjadi gerakan kaum buruh dan tani di bawah pimpinan Semaoen. Buku ini juga memberikan pemahaman tentang kelahiran gerakan Marxis pertama di Indonesia.


"Di Bawah Lentera Merah" penting karena memberikan gambaran bagaimana gagasan transformasi modernisasi berproses dari wacana tradisional ke modern. Buku ini merupakan karya penting dalam studi sejarah pergerakan Indonesia.


Jangan lewatkan kesempatan untuk menambah wawasan tentang periode penting dalam sejarah bangsa. Pesan "Di Bawah Lentera Merah" sekarang dan mulailah menyelami salah satu babak terpenting dalam pergerakan nasional Indonesia.

Tentang Penulis

Soe Hok Gie (17 Desember 1942–16 Desember 1969) adalah salah seorang aktivis Indonesia dan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jurusan Sejarah tahun 1962–1969.
Soe Hok Gie menamatkan pendidikan SMA di Kolese Kanisius. Nama Soe Hok Gie adalah dialek Hokkian dari namanya Su Fu-yi dalam bahasa Mandarin.
Ia adalah seorang anak muda yang berpendirian yang teguh dalam memegang prinsipnya dan rajin mendokumentasikan perjalanan hidupnya dalam buku harian. Buku hariannya kemudian diterbitkan dengan judul Catatan Seorang Demonstran (1983).
Soe Hok Gie adalah anak keempat dari lima bersaudara keluarga Soe Lie Piet alias Salam Sutrawan. Dia adik kandung Arief Budiman atau Soe Hok Djin, dosen Universitas Kristen Satya Wacana yang juga dikenal vokal dan sekarang berdomisili di Australia.
Hok Gie dikenal sebagai penulis produktif di beberapa media massa, misalnya Kompas, Harian Kami, Sinar Harapan, Mahasiswa Indonesia, dan Indonesia Raya. Sekitar 35 karya artikelnya (kira-kira sepertiga dari seluruh karyanya) selama rentang waktu tiga tahun Orde Baru, sudah dibukukan dan diterbitkan dengan judul Zaman Peralihan (Bentang, 1995).
Juga skripsi sarjana mudanya perihal Sarekat Islam Semarang, tahun 1999 diterbitkan Yayasan Bentang dengan judul Di Bawah Lentera Merah. Sebelumnya, skripsi S1-nya yang mengulas soal pemberontakan PKI di Madiun, juga sudah dibukukan dengan judul Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan (Bentang, 1997).
Sebagai bagian dari aktivitas gerakan, Soe Hok Gie juga sempat terlibat sebagai staf redaksi Mahasiswa Indonesia, sebuah koran mingguan yang diterbitkan oleh mahasiswa angkatan 66 di Bandung untuk mengkritik pemerintahan Orde Lama.
Hok Gie meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis, di puncak Gunung Semeru akibat menghirup asap beracun gunung tersebut.
John Maxwell menulis biografi Soe Hok Gie dengan judul Soe Hok Gie - A Biography of A Young Indonesian Intellectual (Australian National University, 1997).
Pada tahun 2005, catatan hariannya menjadi dasar bagi film Gie.
-

Daftar Isi

-

Spesifikasi

-
Judul : Di Bawah Lentera Merah

Penulis : Soe Hok Gie

Halaman : 134 Halaman

Ukuran : 13 x 20 cm

Cover : Soft Cover

Isbn : 978-979-9471-28-4

Penerbit : Mata Bangsa

Kenapa Anda Harus Memiliki Buku Ini?

Memahami Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia: Buku ini memberikan wawasan mendalam tentang sejarah pergerakan nasional di Indonesia, khususnya peran Sarekat Islam Semarang dalam menyemaikan benih kebangsaan.
Mengenal Figur dan Gagasan Penting: Melalui buku ini, Anda akan mengenal tokoh-tokoh penting seperti Semaoen dan memahami gagasan substansial mereka dalam konteks gerakan kaum buruh dan tani.
Menyelami Awal Gerakan Marxis di Indonesia: Buku ini memberikan pemahaman tentang kelahiran dan perkembangan gerakan Marxis pertama di Indonesia, aspek penting dalam sejarah modern bangsa.
Menggali Transformasi dari Tradisional ke Modern: Buku ini penting karena memotret bagaimana transformasi modernisasi berproses dari wacana tradisional ke modern, memberikan perspektif baru tentang perubahan sosial dan politik.
Sumber Data dan Narasi Historis Otentik: Dengan menggunakan kliping-kliping koran dan wawancara otentik, Soe Hok Gie menyajikan narasi sejarah yang autentik dan terpercaya.
Pemahaman Konteks Sejarah yang Lebih Luas: Memiliki buku ini memungkinkan Anda untuk memahami konteks yang lebih luas dari sejarah pergerakan nasional Indonesia dan pengaruhnya terhadap peristiwa bersejarah lainnya.
Penting bagi Pencinta Sejarah: Bagi Anda yang tertarik dengan sejarah dan pergerakan sosial-politik, buku ini merupakan tambahan penting untuk koleksi Anda dan membantu memperkaya pengetahuan Anda.

Berapa Harga Untuk Buku Langka Ini?

Berapa Harganya?

Rp.318.000

Untuk Hari ini Saja!!

DISKON 50%



Hanya Rp 159rb



SEGERA PESAN SEKARANG KARENA STOK TERBATAS DAN PROMO AKAN BERAKHIR TANPA ADA PEMBERITAHUAN TERLEBIH DULU!!

-

SEBAGIAN KEUNTUNGAN AKAN DIGUNAKAN UNTUK

AKTIFITAS SOSIAL DAN DIWAKAFKAN PADA YANG BERHAK

MEMBELI SAMA DENGAN BERWAKAF

Garansi dan Pengiriman

-
Bisa COD / Bayar Di Tempat
Malas ke ATM dan tidak Punya Internet Banking..? atau Anda lebih nyaman bayar ketika barang sudah sampai? Tenang.. dengan berbelanja di toko kami, Anda bisa membayarnya setelah barang sampai alias COD. Transaksi Dijamin 100% AMAN!
-
Garansi Uang Kembali
Apabila barang yang di terima cacat / rusak / tidak sesuai gambar / tidak sesuai pesanan, bisa dikembalikan / direturn. Dan Garansi 100% Uang Kembali, jika barang tidak sampai.
-