Bagaimana Cak Nun bisa tetap produktif dan energik hingga usianya saat ini dengan segala kesibukan yang seakan tak ada habisnya?
Jika mendiskusikan tentang sosok Cak Nun, pertanyaan di atas adalah yang sering dilontarkan orang.
Mereka yang tetap sehat hingga usia senja tentu sangat banyak, kita bisa dengan mudah menemukannya di sekeliling kita.
Begitu pula dengan para tokoh yang usianya di atas Emha dengan fisik bugar juga masih teramat banyak.
Sosok Emha menjadi menarik karena kehidupan yang dijalaninya penuh produktivitas dan kreatif, tetapi sangat jauh dari pakem standar kesehatan modern.
Berawal dari pertanyaan besar di atas, dr. Ade Hashman, Sp.An.—dokter spesialis anestesi, yang selama belasan tahun mengikuti forum Maiyah (secara offline)—melakukan riset, sejumlah wawancara, penelusuran literasi dokumen tertulis ataupun audiovisual untuk meneropong “jalan hidup” Emha.
Buku ini tidak berupaya untuk mempelajari Emha, melainkan justru belajar dari seorang Emha.
Seorang di antara tokoh yang punya kontribusi kemaslahatan sosial yang besar di negeri ini.
Emha adalah sosok polymath yang memiliki banyak khazanah mutiara dalam kehidupannya. Pribadinya bermetamorfosis menjadi “manusia ruang”.
Sambil mencoba menyelami makna kesehatan yang paripurna, sehat fisik, mental, sosial, dan spiritual dalam kekayaan pribadinya dr. Ade juga mencoba berlayar menyisir rute-rute lain untuk menapaktilasi segala nilai, fatsun, dan filosofi ruang-ruang lain dari seorang Emha.