Penjajahan bangsa asing terhadap bangsa Indonesia selama lebih dari 350 tahun telah menggiring kita pada kondisi sulit, yakni “kehancuran” dan kemerosotan dalam hal kebudayaan, peradaban, kesopanan, nilai agama, pendidikan, dan perekonomian bangsa.
Meskipun pada akhirnya kegigihan seluruh rakyat Indonesia yang bersatu padu memperjuangkan kemerdekaan berhasil membebaskan negeri ini dari cengkeraman penjajah pada tanggal 17 Agustus 1945, bukanlah berarti bangsa ini terbebas daro segala penderitaan dan kesulitan, serta perjuangan ini terhenti sampai di sini.
Ada begitu banyak masalah dan tantangan yang membutuhkan kerja sama bangsa ini untuk memepertahankan dan mengisi kemerdekaan.
Cahaya baru adalah rangkuman berisikan catatan, pemikiran, dan pandangan Hamka dalam menyoroti kondisi sulit sebagai dampak dari penjajahan atas bangsa ini dan langkah solutif apa yang dapat diterapkan bersama.
Hamka menyoroti kontribusi dan perjuangan tokoh-tokoh besar, seperti Jenderal Sudirman dan Dahlan Jambek, untuk negeri ini.
Hamka mengingatkan bahwa perjuangan selanjutnya tidak bisa hanya mengandalkan satu komponen saja, misal pemerintah, tetapi juga sudah seharusnya menjadi tanggung jawab dan kesadaran bersama seluruh komponen bangsa ini.
Buku Cahaya Baru ini memuat tentang pemikiran dan pandangan Hamka tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam memaknai kemerdekaan negeri ini dan segenap usaha untuk membangunnya menjadi negeri yang adil dan sejahtera.
Negeri yang disinari dan dinaungi oleh cahaya baru, nilai-nilai Islam yang menjadi rahmatan lil `alamiin.
Kemerdekaan yang tegak di atas darah dan pengorbanan segenap bangsa dan para pahlawan, termasuk di dalamnya umat Islam dan pahlawan-pahlawan Islam tanah air.
Kemerdekaan yang harus terus dimaknai dan diisi dengan nilai-nilai luhur dan cita-cita mulia, yakni kemerdekaan yang membesaskan manusia dari penghambaan terhadap sesama makhluk, kecuali kepada-Nya.