Kesedihan bukanlah sesuatu yang harus ditutupi.
Sebuah kesedihan sebaiknya segera dihilangkan agar kita bisa bahagia dengan tuntas.
Kebahagiaan yang dilandasi dengan rasa iman akan berbuah manis pada kehidupan, baik itu kebahagiaan di dunia maupun kebahagiaan di akhirat.
Ketika manusia sudah dapat menguasai ilmu ikhlas, maka di sanalah hidup yang indah akan datang.
Menangis karena sedih boleh saja dilakukan, bahkan menjadi sebuah kewajiban jika itu bisa menjadi kelegaan bagi diri sendiri.
Kehidupan yang penuh lika-liku ini memang perlu diwarnai dengan tangis dan canda agar dapat seimbang atau balance.
Hidup yang seimbang adalah hidup yang bisa menyeimbangkan antara dunia dan akhirat, dengan takaran hubungan manusia (hablu minanas) 50 persen dan hubungan ke Tuhan (hablu minallah) 50 persen.