1. Kala sukses, sehat, menang, atau banyak rezeki: peka, bijak, menginspirasi, tidak sombong, senang berbagi, tidak besar kepala, pandai menempatkan diri.
2. Kala hadapi masalah, sakit, gagal, atau miskin:
tenang, lapang dada, tidak mudah marah, tidak suka mengeluh, tidak suka memusuhi, tidak mudah frustrasi, tidak mudah sakit hati.
Di zaman penuh tuntutan dan tekanan seperti sekarang ini, sikap-sikap luhur di atas kian tersisih.
Sebagai muslim, kita punya dua pilihan guru dalam belajar berjiwa besar:
(1) orang-orang sukses yang lulus dari tempaan kerasnya kehidupan dunia dan
(2) ulama yang tulus menunjukkan kelembutan ajaran agama.
Yang pertama mengajarkan sikap-sikap luhur untuk bahagia di dunia saja.
Yang kedua mengajarkan penghambaan kepada Allah Swt. supaya kita bahagia di dunia dan di akhirat.
Buku ini memberi Anda rujukan cara berjiwa besar yang diajarkan Islam.
Sabar, syukur, dan tawakal adalah pilar utama jiwa besar yang harus terus dirawat dan diperkuat oleh seorang mukmin, tua maupun muda.
Jiwa besar seperti ini akan selalu membahagiakan, di kala sedih maupun bahagia, bagi sang pemilik sikap maupun bagi orang-orang di sekitarnya.
Selamat belajar berjiwa besar di bawah bimbingan para ulama besar.