Mungkin kita sudah tahu shalat itu wajib, tapi apakah kita sudah menikmati shalat?
Sejak kecil kita di didik untuk menunaikan shalat.
Tapi disadari atau tidak, sebagian dari kita mungkin tumbuh dengan paksaan ketika menjalankan ibadah fardu tersebut.
Karena paksaan itulah yang menyebabkan timbul perasaan negatif, seperti kesal dan kurangnya motivasi untuk melakukan shalat setiap hari.
Itulah kenapa banyak orang yang kemudian mengaku merasa sulit untuk beribadah.
Orang-orang kadang merasa malas, tertekan, hilang fokus, bahkan sampai melalaikannya.
Anda tentu banyak mendengar kalimat-kalimat ini,
''’Shalatnya nanti’ sebentar lagi, ini masih banyak kerjaan''
''Sekarang aku masih sibuk dan ‘belum sempat untuk shalat’''
''Besok, aku akan tobat dan memperbaiki shalatku. Kalau sekarang, masih ada urusan yang mesti aku selesaikan''
Alasan seperti “menunggu sempat” atau “masih ada urusan”, seakan menjadi perisai agar bisa menghindari shalat.
Akhirnya shalat demi shalat pun terlewat. Sekian lama dan tak tahu kapan akan di perbaiki.
Buku “Aku Muslim Tapi Belum Shalat” merupakan refleksi kita sebagai hamba dalam memandang shalat dari sudut yang berbeda.
Shalat bukan hanya seuatu kewajiban, tetapi media komunikasi spiritual untuk mencurahkan segala keluh kesah hidup pada Sang Pencipta.
Kalau satu saat rasa malas itu muncul, ingat-ingat dan evaluasi kembali: apa tujuan hidup kita di dunia yang fana ini? Tidak lain hanya beribadah kepada Allah dan Shalat menjadi fondasi utamanya.
Melalui buku ini, penulis mengungkap rahasia orang-orang yang berhasil menjaga dan merawat shalatnya.
Yang tak kalah penting penulis juga membagikan kiat bagaimana agar shalat tidak menjadi beban berat, dan bagaimana resep agar shalat terasa ringan.
Di timur tengah, karya ini mendapat banyak pujian dan apresiasi luar biasa.
Bahasanya menyentuh dan menggerakan hati ketika membaca buku ini Anda tidak akan merasa sedang diceramahi.
Buku ini direkomendasikan untuk semua orang, baik yang sudah shalat atau yang masih berharap akan shalat suatu hari nanti.