AHANGKARA : SENGKETA KEKUASAAN DAN AGAMA. SEJARAH PERANG TELIK SANDI, PERSEKONGKOLAN, PENGKHIANATAN, DAN BALAS DENDAM PASCA RUNTUHNYA MAJAPAHIT

-
Demak tak pernah sanggup tidur nyenyak setelah menghancurkan Majapahit pada tahun 1478 dan menobatkan Nyo Lay Wa sebagai raja boneka.


Kekuatan yang masih setia pada Majapahit bisa memberontak kapan saja.


Penguasa Demak, Trenggana, pun menggalang kekuatan untuk menaklukkan tanah Jawa.


Dahanapura dan Tuban menjadi dua wilayah pertama yang bakal ditundukkan.


Dahanapura siap menyambut pasukan Demak setelah mengungsikan rakyatnya dan lontar-lontar warisan Majapahit.


Di Tuban, telik sandi disebar, seluruh pasukan disiagakan.


Namun, Demak dibayang-bayangi kekuatan yang ingin membelokkan tujuan perang.


Penumpang gelap itu ingin mengubah perang penaklukan Jawa menjadi perang antar-keyakinan.


Mereka ingin menghapus agama leluhur Jawa sekaligus aliran agama Rasul yang dianggap sesat, terutama Aliran Tuban Sunan Kalijaga dan Aliran Lemahbang Syekh Siti Jenar.


Laskar Demak pimpinan Sunan Kudus berhasil menghancurkan Dahanapura yang mengobarkan perang puputan.


Tuban terpaksa menyerah dalam hitungan hari.


Atas nasihat Sunan Kalijaga, Adipati Tuban Arya Gegilang menjalankan Siasat Wijaya untuk melawan Demak.


Strategi perang warisan Raden Wijaya ketika menumpas pasukan Tartar itu dijalankan selama 19 tahun tanpa henti.


Perang telik sandi, persekongkolan, pengkhianatan, dan balas dendam terjadi sepanjang waktu.


Ketika Demak berupaya menaklukkan Panarukan, Arya Penangsang, keponakan Trenggana, diam-diam menyiapkan kekuatan perang di Jipang Panolan demi membalas dendam atas kematian ayahnya, Pangeran Surawiyata, yang tewas oleh siasat Raden Mukmin, putra Trenggana.


Dendam Arya Penangsang dan persekutuan antar-kadipaten yang digalang jaringan telik sandi Tuban pun mengancam ambisi Demak menjadi penguasa tunggal Nusantara.


Gempa bumi melanda berkali-kali, pertanda huru-hara besar bakal terjadi.


Tanah Jawa berada dalam prahara.

Sekilas Tentang Penulis

Makinuddin Samin lahir di pesisir Tuban, tepatnya di Desa Bulu, Kecamatan Bancar.


Ia bersekolah di MI Muhammadiyah dan SMP Muhammadiyah di desanya.


Setelah itu dia mondok di Pesantren Muhammadiyah Karangasem, Paciran, Lamongan, sekaligus bersekolah di Madrasah Aliyah Muhammadiyah di sana.


Selepas itu dia mondok lagi di Pesantren Tinggi Ilmu Dakwah dan Fiqih Manarul Islam, Bangil, Pasuruan, tapi tak sampai tamat, hanya satu tahun.


Ia lalu melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, lulus pada tahun 2001.


Sekarang sedang menyelesaikan tesis di Universitas Islam Nusantara, Bandung.


Selama tahun 2001-2006 dia bekerja sebagai peneliti untuk isu buruh, agraria, dan perempuan usaha kecil di Pusat Analisis Sosial, Bandung.


Pada tahun 2002-2004 dia membantu petani Lampung Tengah untuk melakukan pembaharuan pengelolaan irigasi.


Sejak tahun 2006 sampai sekarang dia bekerja untuk Program Bidang Manajemen dan Pembelajaran pada jenjang Pendidikan Dasar di Sumatera Utara dan Jawa Barat.
-

Daftar Isi

-
-

Spesifikasi Buku

-
Judul : Ahangkara (Sengketa Kekuasaan dan Agama)

Penulis : Makinuddin Samin

Halaman : 496 Halaman

Ukuran : 14 x 21 cm

Sampul : Soft Cover

ISBN : 978-602-6799-13-5

Penerbit : Javanica

Kenapa Kamu Harus Memiliki Buku Ini?

Novel ini diambil dari sejarah perang telik sandi, persekongkolan, pengkhianatan, dan balas dendam terjadi sepanjang waktu.
Ahangkara, sebagai sebuah novel menyajikan data dan informasi tersebut dengan menarik.
Ahangkara justru mengambil sudut pandang perang sebagai perang telik sandi. Tokoh-tokoh dominannya bukanlah orang-orang besar seperti kebanyakan cerita lain, namun hanya para telik sandi yang berasal dari Ambulu.
Membantu Anda untuk menggali sejarah perkembangan peradaban Islam serta sengketa kekuasaan yang terjadi sejak keruntuhan Majapahit.
Setelah mengetahui sejarah yang terjadi di masa lalu, kita jadi bisa memetakan identitas agama dan kebudayaan di Nusantara.
Agar kita bisa menggal dan meninjau kembali faktor kemajuan peradaban Islam pasca runtuhnya Majapahit, dan faktor apa pula yang menyebabkan kemundurannya. Hal itu bisa kita jadikan cermin bagi masa-masa yang akan datang.

Testimoni Pelanggan Kami

-
-
-

Berapa Harga Untuk Buku Langka Ini?

Berapa Harganya?

298.000

Khusus Hari ini Saja!!



DISKON 50%



Hanya 149 Ribu



Promo akan berakhir dalam :

0JAM
7MENIT
15DETIK

SEGERA PESAN SEKARANG KARENA PROMO TERBATAS DAN AKAN BERAKHIR TANPA ADA PEMBERITAHUAN TERLEBIH DULU!!

-

SEBAGIAN KEUNTUNGAN AKAN DIGUNAKAN UNTUK

AKTIFITAS SOSIAL DAN DIWAKAFKAN PADA YANG BERHAK

MEMBELI SAMA DENGAN BERWAKAF

Garansi dan Pengiriman

-
Bisa COD / Bayar Di Tempat
Malas ke ATM dan tidak Punya Internet Banking..? atau Anda lebih nyaman bayar ketika barang sudah sampai? Tenang.. dengan berbelanja di toko kami, Anda bisa membayarnya setelah barang sampai alias COD. Transaksi Dijamin 100% AMAN!
-
Garansi Uang Kembali
Apabila barang yang di terima cacat / rusak / tidak sesuai gambar / tidak sesuai pesanan, bisa dikembalikan / direturn. Dan Garansi 100% Uang Kembali, jika barang tidak sampai.
-